VISI MISI, TUJUAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN

Visi “Terwujudnya Kecamatan Manggelewa yang sehat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang optimal”.

Kerjasama lintas sektoral, kunci sukses menuju “Kecamatan Sehat”

Perlu langkah yang terencana, sosialisasi dan promosi kesehatan serta peningkatan kinerja hubungan dengan masyarakat terutama memasyarakatkan Visi dan Misi, tujuan serta strategi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, sehingga pemerintah kecamatan beserta masyarakatnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap masalah kesehatan dirinya, keluarga dan lingkungannya secara umum.

STBM?, butuh inovasi..!!

Lima Pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan program pemerintah dalam hal menciptakan keluarga dan lingkungan yang sehat dengan melakukan lima hal (Stop Buang air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air minum dan makanan yang sehat, Mengelola sampah dengan benar, Mengelola limbah cair rumah tangga dengan benar;

Mari Bersama Sukseskan GERMAS dan Keluarga Sehat

GERMAS dilakukan sebagai penguatan upaya promotif dan preventif masyarakat. Tujuan GERMAS, antara lain: 1) Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; 2) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk 3) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Prinsip GERMAS, yaitu Kerjasama multisektor; Keseimbangan masyarakat; keluarga dan individu; Pemberdayaan masyarakat; 4) Penguatan sistem kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); dan berfokus pada pemerataan layanan Gerakan ini akan dimulai dengan 3 fokus kegiatan, yaitu meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), terang Menkes.

Jaminan Kesehatan Nasional

Model layanan yang bersifat gotong royong, peserta JKN merupakan komponen utama dalam pembangunan kesehatan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan program kesehatan nasional. sebagai motoriknya, pemberi layanan di puskesmas sangat diharapkan untuk lebih mengedapankan mutu layanan fasilitas kesehatan tingkat pertama

Jumat, 21 Juni 2019

Bukan hanya menitip di sekolah, tapi PERLU sosialisasi dan motivasi agar remaja putri mau mengkonsumsi TTD...

Ada yang harus dilakukan oleh program sebelum memberikan TTD pada remaja, tentunya lewat penyuluhan untuk memberikan informasi seputar pengertian dan manfaat TTD, serta kapan TTD dikonsumsi.
Dalam periode tahun ini, UPTD Puskesmas Soriutu melaksanakan kegiatan ini melibatkan Program Gizi sebagai leader program terintegrasi dengan Program Kesehatan Remaja serta Program Promosi Kesehatan. 
Diawali dengan pembagian peran lintas program dan penyusunan jadwal, leader program menunjuk pelaksana program integrasi untuk menjadi pelaksana dalam kegiatan pembagian TTD di sekolah menengah atas, sedangkan untuk remaja SMP akan dilaksanakan setelah libur sekolah.
Terdapat 13 SMA/SMK/MA dengan jumlah siswa sebanyak 959 orang sebagai sasaran.

SEKILAS TENTANG TABLET TAMBAH DARAH

Mengapa remaja putri membutuhkan zat besi ?
  1. Pertumbuhan cepat, kebutuhan meningkat
  2. Menstruasi: kehilangan darah rutin dalam jumlah cukup banyak
  3. Remaja sebagai calon ibu
  4. Antisipasi periode usia melahirkan: kehilangan darah saat persalinan; jumlah persalinan; jarak antar persalinan; usia melahirkan saat remaja;
  5. Pola makan untuk menjaga penampilan
  6. Untuk mengatasi anemia/defisiensi besi, dll
Dampak Anemia Pada orang Dewasa adalah sebagai berikut  :
  1. Kapasitas darah untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot, juga rendah
  2. konsentrasi belajar dan produktivitas kerja turun
Dampak Anemia pada Siswa/mahasiswa adalah sebagai berikut :
  1. Konsentrasi belajar
  2. Prestasi disekolah rendah atau tidak optimal
  3. Produktivitas kerja turun
  4. Imunitas lebih rendah sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi;
Upaya pemberian tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita anemia dan kemudian hamil maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebakan karena kurangnya supply oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan.
Oleh sebab itu,  untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka UPTD. Puskesmas  Tablet Soriutu memberikanTambah Darah (TTD) kepada remaja putri kepada 13 sekolah menengah atas tersebut.
Cara mengkonsumsi Tablet Tambah Darah ( TTD )
Sasarannya adalah l remaja putri usia 12 – 18 th (kelas, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12).  Fe yang sudSelanjutnya,Tablet yang didistribusikan oleh Puskesmas ke sekolah, akan diberikan ke remaja putri di sekolah tersebut dan mengkonsumsinya dihadapan guru / walikelas masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa remaja putri itu benar-benar mengkonsumsi tablet Fe. Dosis yang diberikan adalah setiap orang mendapat 1 tablet per minggu selama setahun dan dipantau setiap sebulan sekali oleh Petugas Puskesmas.
Diharapkan dengan adanya program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri ini dapat menurunkan gejala anemia pada remaja putri sehingga mereka dapat memiliki kesehatan yang optimal menjelang kehamilan.
Untuk kelanjutan program ini, ada baiknya Program terkait untuk membuat sebuah inovasi untuk menuntaskan masalah anemia pada remaja sebagai calon ibu. Sebagai contoh dengan mengukur efektifitas mengkonsumsi TTD sejak dini di salah satu sekolah sebagai pilot projec apakah ada perubahan. Tentunya harus melibatkan Unit Laboratorium Puskesmas..

Selasa, 18 Juni 2019

5 Pilar STBM

Lima Pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan program pemerintah dalam hal menciptakan keluarga dan lingkungan yang sehat dengan melakukan lima hal.
  1. Stop Buang air Besar Sembarangan
    Istilah yang lebih sering diungkapkan untuk menyatakan hal tersebut adalah ODF Open defecation Free (ODF)(Bebas dari buang air besar sembarangan) yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Bahkan sekarnag sudah banyak desa yang mendapat sertifikat desa ODF yang berarti warga desa tersebut sudah tidak ada lagi yang bab sembarangan. Semua warga buang air besar (Ngising) hanya dijamban yang sehat saja.

  2. Cuci Tangan Pakai Sabun
    Untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit kedalam tubuh manusia, salah satu metode yang murah dan bisa dilaksanakan oleh masyarakat adalah membiasakan cuci tangan pakai sabun. Mencuci tangan pakai sabun sebaiknya dilakukan setelah buang air besar, setelah memagang binatang peliharaan, setelah memegang banda-benda yang kotor, sebelum makan, setelah makan, sebelum menyusui, dll.

  3. Pengelolaan Air minum dan makanan yang sehat.
    Salah satu cara lain yang dapat memutus mata rantai penularan penyakit adalah mengelola air minum dan makanan dengan baik dan sehat. Hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah merebus terlebihn dahulu air yang digunakan untuk keperluan minum sehari-hari, proses memasak yang higienis dan menyimpan makanan dan minuman yang benar.

  4. Mengelola sampah dengan benar
    Sampah adalah barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia. Sampah rumah tangga yang setiap hari dibuang oleh masyarakat secara sembarangan menjadikan potensi sebagai sarang serangga pembawa penyakit seperti lalat, kecoa dan lain-lain. Pengelolaan sampah dengan benar akan meminimalisir terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan. Memisahkan sampah basah dan sampah kering merupakan hal yang mestinya dilakukan oleh masyarakat. sampah kering dapat dibakar dan sampah basah bisa ditanam sehingga menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanah.

  5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan benar.
    Selain sampah benda padat, rumah tangga juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair yang tidak dikelola dengan benar dapat pula menyebabkan berbagai macam penyakit bagi manusia. Selain itu lingkungan akan tampak kumuh dan tidak tidak indah. Sebaiknya pengelolaan limbah cair ini, masyarakat membuat SPAL (saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. diantaranya saluran kedap air dan tertutup, terdapat lubang peresapan limbah.

Senin, 17 Juni 2019

Kunjungan Kadis Dompu Penanganan Rabies di Manggelewa



KAK Re-Freshing Kader

Download Button

Kamis, 13 Juni 2019

Pentinganya re-freshing untuk menjaga hidup selalu seimbang

Ayo,..Jalan-jalan lagi ..!!

Re-Freshing atau berjalan-jalan dibutuhkan agar kita dapat menyegarkan kembali fikirannya. Hati dan jiwa itu cepat lelah, makanya harus dihibur dengan banyak cara seperti berjalan-jalan, selfie, atau makan-makan bersama. Sesibuk apapun kita perlu memberikan porsi pada kehidupan kita untuk rehat dan istrahat, tapi terlalu sering re-freshing akan membuat kita suka melarikan diri dari kehidupan nyata.. So, lakukan re-freshing secukupnya untuk menjaga hidup selalu seimbang..

Taraf Ekonomi Pengaruhi Keadaan Sanitasi Lingkungan

Salah satu upaya yang dilakukan Puskesmas Soriutu dalam mewujudkan sanitasi masyarakat adalah meningkatkan strata rumah sehat, melalui pemberdayaan masyarakat lewat program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sanitarian terus melaksanakan pemicuan kepada masyarakt untuk secara terpadu memiliki akses sanitasi di setiap rumah.

Kesehatan Reproduksi Remaja

Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering kali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular seksual termasuk HIV.

Malaria adalah...

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Salah satu upaya menekan angka kesakitan akibat malaria adalah mengambil sampel darah ACD untuk pelacakan kasus Malaria serta memasang kelambu anti nyamuk.

Manfaat Posyandu


Ada banyak manfaat yang akan kita dapatkan dalam kegiatan posyandu
  1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
  2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat 
  3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah  dengan imunisasi  
  4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana
  5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif